Pages

Monday, 27 May 2013

Tunggu Aku Di Ujung Jalan

Oleh : Rama Hasan


Tunggu aku…
Aku akan berlari menuju arahmu
Jangan lelah untuk menungguku
Aku butuh cinta untuk menguatkan ku disini
Meski pun ku tahu cinta itu abstrak tak berbentuk
Ku yakin di ujung jalan sana ada cinta untukku
Tunggu aku di ujung jalan
Cinta yang akan menemani hari-hari yang layu
Tak tahu kapan aku akanbisa menyebrangi jalan ini
Terlalu banyak kendaraan yang melewati jalan ini
Tunggu aku di ujung jalan
Jangan lelah menungguku
Aku akan datang menemuimu
Jangan lelah untuk menungguku
Karena ku yakin kaulah bagian yang hilang dari hidupku

Friday, 10 May 2013

Rasa



Ku coba rangkai kata dengan pena ini. Berharap kau akan membacanya, ini hanya kisah klasik, yang terjad setiap saat
Saat cinta benar-benar datang menghampiriku. Rasa ini mungkin anugerah, anugerah itu datang padaku sejak 3 tahun lalu, ketika pertama kali kita bertemu. Bibir manyun itu, buat aku tersenyum setiap kali kau melakukannya, ketika kau merasa kesal pada seseorang. Lucu, aku sedikit tertawa ketika melihat itu.

Rasa ni tumbuh begitu saja dengan perlahan, dan aku tak pernah meminta izin kepadamu.  Aku hanya berharap kau akan mengetahuinya, meski aku tak pernah membeitahumu. Rasa ini kusimpan rapat-rapat. Meski kadang kala, aku dianggap orang yang bodoh oleh sahabat yang mendengar ceritaku ini. Aneh, bibir ini selalu terasa kelu untuk sekedar mengatakan bahwa aku suka pada mu. Ah biarkan saja, kalau jodoh memang tidak kemana, hanya istilah itu yang selalu ku ingat. Semoga kita berjodoh suatu hari nanti.

Pergi!

Oleh : Rahmat Amien

Iklas...
Menjauh, pelan-pelan
hingga hilang di pelupuk mata
Pergi entah kemana
Mengikuti jejek-jejak angin
Melayang mengikuti mega-mega
Takhlukkan dunia, dengan langkah kaki
Menerjang badai..
arungi lautan...
melewati padang pasir yang panas
mendaki gunung yang terjal
terjatuh, bangkit dari keterpurukkan
Mengejar mimpi yang kau idamkan
bersama matahari kau nikmati hari
menuju impianmu yang belum tentu pasti
kerikil-kerikil tajam menghantui
kau ikuti kata hati
mencari dan terus mencari,
hingga ajalmu berhenti
Prada, Tower Caffe, 3 Mai 2013 (22:53 WIB)








Langit



Oleh : Rama Hasan

Lihat, lihatlah ke atas, bila malam menjelma
Gelap. Langit penuh dengan keindahan
Bintang berkedip memancaran cahaya
Bergerak seolah menari di atas mega
Melayang di angkasa. Is so beautiful
Berkilauan menembus asa
Menuju angkasa di keheningan malam
Yang kini mulai meraja
Kegelapan menjadi semakin indah
Angina berhembus perlahan
Menembus pori-pori kulitku. Dingin
Namun, kaki tak mau beranjak
Meninggalkan keindahan malam ini

Banda Aceh, Jumat, 21 September 2012 (23:33 WIB)

SENJA



Oleh : Rama Hasan

Aku terduduk melihat senja pergi
Menanti dari akhir kisah sang mentari
Berharap aku akan melihat ia bersinar kembali
Tak pernah lelah ku lihat ia pergi
Lembayung senja begitu memikat hati
Saban hari ia begitu din anti
Tak pernah lelah mata ini melihat ia pergi
Hingga ia benar-benar tertidur lelap
Yang di ganti dengan gelapnya malam ini
Semoga purnama akan datang menggantikannya malam ini

Banda Aceh, Jumat, 21 Desember 2012

ADA



Oleh : Rama Hasan

Hidup itu tujuan, ada cinta didalamnya
Ada asa yang menghantui
Ada sesal yang tertinggal
Ada harapan yang harus dipenuhi
Di setiap langkah ada restu yang dating
Di setiap langkah ada doa yang menyertai
Harapan orang tua harus terpenuhi yang kini sedang di perjuangkan
Langkah demi langkah itu pasti
Harapan itu kini menghantui
Yang kini turut mengalir bersama aliran darah, raga ini
Itulah hidup yang harus di jalani

Banda Aceh, Rabu, 19 Desember 2012

Saturday, 4 May 2013

Hujan adalah Aku

Hujan. Rinainya membasahi genteng rumahku. Deras, cuma sebentar bagai angin lalu. Ini malam minggu, rinainya turun dengan perlaan, dingin. "Hujan adalah aku" terlintas kata itu di benakku. Ya, hujan adalah aku. Semua orang mengatakan itu bahwa setiap hujan datang pasti ada aku dibaliknya. Oia aku lupa memperkenalkan diri, Namaku Rahmat sedangkan nama belakangku aku ambil dari nama Ayahku Muhammad Amin. Aku hanya mengambil kata belakang dari nama Ayahku saja, yaitu Amin. Jadi namaku adalah Rahmat Amien, meski di akta kelahiranku jelas-jelas hanya tercantum nama Rahmat saja, tidak ada kata Amin-nya. Ah, lupakan itu.

Hujan adalah Rahmat, sering sekali aku mendengar kata itu. Betapa beruntungnya orang yang bernama Rahmat. Betapa tidak rahmat itu paling dibutuhkan semua orang, termasuk ketika hujan turun. Aku senang melihat hujan, hujan itu indah bagiku. Meski ia membuat kedinginan kadang kala. Mungkin aku lahir kala hujan turun, makanya orang tuaku memberi namaku dengan kata Rahmat. Ah, aku lupa menyanyakan itu kepada Mak yang telah melahirkan ku, dan kini kutinggalkan ia ikapung tepat kelahiranku Krueng Pantoe, Aceh Barat Daya.