Pages

Monday, 26 August 2013

Di Bawah Lembayung Senja

Di antara mega-mega, tersirat kagum yang menakjubkan.
Lembayung senja mengukir mega-mega.
Di antara padatnya lalulintas jalanan.
Di antara anak kecil berjalan kaki, menuju surau mengenal Alif, Ba, Ta, Tsa.
Mengukir mimpi, di antara hilir pikuk kendaraaan yang terlihat jelas.
lembayung senja terlihat lebih real.
Di antara para pekerja yang kembali pulang
Di antara pemuda yang berjalan menuju masjid.
Semua terlihat lebih nyata di bawah lembayung senja
Aku terlalu sibuk memperhatikan
Melukis kata demi kata hingga menjadi kalimat
Kini lembayung senja pergi!
Gelap pun menggantikan.
kini malam tiba.
Dari lantunan panggilan ilahi, aku beranjak pergi.
Di depan jalanan raya, Blangpidie - Nagan Raya. 21 Agustus 2013, 18:48 WIB

Tuesday, 20 August 2013

Hujan dalam Ingatan!

Sengin kala hujan turun.
Aku terpaku dalam kehangatan selimut ini,
Hujan turun deras membasahi tanah-tanah yang dulu kering.
Suaranya begitu lantang memecahkan suasana.
Tik tik tik terdengar dengan keras dari atas genteng rumahku.
Ya hujan, setiap kali ia turun menyapa bumu.
Selalu ada kerinduan yang menyapa.
Kerinduan masa kecil yang indah
Menuai kisah dalam kehangatan,
Hujan bagaikan elegi yang bersimponi kerinduan
meski batin kini nelangsa
namun mata sudah sayu dalam kedinginan dan keheningan malam
dan aku pun tertidur pulas
bermimpi mengenang dan kembali ke masa yang tak bertepi
kisah manis, menanti senja di ujung sungai
kembali-kembali berputar-putar dalam kisah
ah, biarkan ku akhiri saja mimpi ini,
terlalu lemas batin ini mengenang kenangan manis yang sudah menjadi sejarah

August 19, 2013 at 8:33pm