Awal
Kisah
Berbicara
tentang cinta tidak akan habis-habisnya. Kerena cinta itu ada dalam diri setiap
manusia. Ada yang bilang cinta itu indah, cinta itu kehidupan dan masih banyak
pendapat lainnya tentang cinta. Hidup ini penuh cinta, meski kadang ada kalanya
cinta itu pahit, dan orang-orang yang putus cinta rela bunuh diri. Oh my god!
Aku
punya cinta. Meski tidak seterkenalnya kisah romeo dan Juliet, maupun kisah
Adam dan Hawa. Kisah ku ini tidak pernah di catat oleh tinta hitam apalagi
tinta emas. Kecuali aku menulisnya dan bentuk buku dan semua orang bisa membaca
kisah ku ini.
Oia
perkenalkan namaku Agam. Lengkapnya Muhammad Agam Fauzan Habibullah. Aku
tinggal di sebuah desa kecil di ujung pulau Sumatra. Nanggro Aceh Darussalam
begitulah nama sebuah provinsi paling barat Indonesia. Aku tinggal di Aceh
Barat Daya bersama dengan Ayah dan Ibu serta dua orang saudara. Teddi abangku
dan Diana Adikku.
Kisah
ini bermula ketika di sekolahku kedatangan siswa baru, pindahan dari salah satu
SMA di Banda Aceh. Siti Novita begitulah namanya. Gadis bermata coklat itu
langsung memikat hati setiap siswa apalagi setiap siswa baru disetiap sekolah
selalu menjadi pusat perhatian. Kebetulan dia sekelas denganku.
“Hai
Gam, melamun saja dari tadi” suara itu mengagetkanku. Suara itu tidak asing
lagi bagiku. Suara yang sudah begitu familiar ditelinga, siapa lagi kalau bukan
suara Furqan sahabatku.
“Alah
Fur, ganggu saja kau” sambil melihat kearahnya dan melanjutkan lagi lamunanku
“Peu
nyang ka pikee Gam???” [1]
tanyanya padaku
“Boh
itek bulat-bulat”[2]
balasku seadanya
“haahahhaaa”
dia pun tertawa mendengar jawabanku “alah hai gam. Ada-ada saja kau. Oia gam
ada yang nitip salam ni. Kayaknya dia kangen sama kau ni. hehee” sambil
menaikkan alis dan tersenyum kearahku
“Siapa???”
tanyaku penasaran dan melihat kearah sahabatku ini
“siapa
lagi coba????”
“Si
Nur..??? alah kau. Selalu saja mengejekku” sambil sedikit manyun.
“hahahaa”
furqan tertawa lagi. Nur adalah seorang siswi disekolahku. Dia adalah siswi
paling gendut. Dan dia juga sekelas denganku. Semenjak kejadian itu, Furqan
selalu saja mengejekku. Ya sebuah kejadian yang membuat aku dan Nur malu. Kala
itu tanpa sengaja Nur berlari karena buru-buru. Dan aku baru masuk kelas. Pas
di pintu kelas, kaki Nur tersandung dan terjatuh kearah ku. Dan tubuhnya
menimpa tubuhku. Bayangkan saja tubuh besar Nur menimpa tubuh kecilku, rasanya
sungguh tidak mengenakkan sama sekali. Tidak hanya itu saja bibirnya ternyata
menempel di pipiku. Nur cepat-cepat bangun. Pas aku berdiri celanaku basah,
ternyata Nur sudah tidak tahan lagi menahan kencingnya. Sehingga dia kencing
diatasku. Tidak hanya itu saja, aku yang masih pusing menahan berat badan Nur,
tanpa sengaja menabrak sebuah dinding sehingga membuat aku pinsan, dan menjadi
tontonan kawan-kawan.
Semenjak
kejadian itu aku tidak dapat masuk sekolah dan beristirahat di rumah. Namun
Furqan lebih sering menemaniku dan mengunjungi. Bahkan dia lebih sering
mengejekku dari pada menghiburku. Benar-benar gondok aku dibuatnya.
*******
No comments:
Post a Comment