Mari menari Tradisional
Menari adalah hal yang tidak asing lagi bagi
Karmila, gadis cantik dengan bentuk wajah oval ini. Namun ia memiliki kendala
dalam hal mencari penari, apalagi bila di ajak untuk menarikan tarian
tradisional yang di anggap sudah kolot dan ketinggalan zaman. Dengan masuknya
budaya luar yang lebih modern, masyarakat negara ini begitu mudahnya di terima
oleh masyarakat pribumi.
Mila sapaan akrab gadis berwajah oval ini, begitu
antusian mencari penari-penari muda yang bisa di ajak untuk membudayakan tarian
tradisional.
''Dian, bantuan aku dong'' Dian melihat ke arah
sahabatnya ''Cariin penari-penari muda ya'' Dian sedikit melongo mendengar
bantuan sahabatnya Mila. Dia tahu mencari penari muda memang sangat susah di
kotanya
''Bagaimana caranya Mila?''
''kalau aku tahu, gak mungkin aku minta tolong
Dian'' sambil menolak kepala sahabatnya itu.
''haduh'' Dian merasa kesakitan ''kaunya sih, sudah
tahu mencari penari muda itu susah, apalagi untuk menarikan tarian
tradisional''
''tapi tari tradisional itu kan bagian dari budaya
kita, Dian. Masa kalau sudah di ambil sama negara lain baru kita mengaku itu
budaya kita. Sedangkan kita sendiri tidak mau untuk mempajarinya''
''ia, aku tahu itu Mil. Namun susah untuk mengajak
anak muda negeri ini. Apalagi bagi sebagian para pelajar lelaki yang mengatakan
menari itu tidak pantas untuk mereka, mereka menganggap menari itu seperti
cewek''
''maka dari itu, kau bantu aku ya Dian, Please''
Mila mulai memohon kepada sahabatnya itu
''Oke oke, aku bantuin, kebetulan ni, tetanggaku
ada seorang anak SMA, namanya Rendi. Siapa tahu dia bisa di ajak''
''yok'' Mila begitu antusias mendengar jawaban Dian
''Kemana??'' Dian merasa heran
''Ya kerumah kaulah, menjumpai Rendi''
''woi sadar. Lihat jam buk'' sambil menunjukkan jam
yang ada di tangannya. ''ni masih jam 10, bentar lagi kita masuk kuliah Buk''
''Hehhee'' Mila hanya tersenyum dengan wajah
sedikit memerah sangkin senang dan malunya kepada sahabatnya ''tapi makasih ya
cantik'' sambil menarik kedua pipi Dian yang Chubi
''Apaan sih, sakit tahu'' Dian sedikit kesal dengan
perlakuan sahabatnya itu. Lalu mereka tertawa bersama
Mila merasa bahagia, di balik kesusahannya, masih
ada sahabat yang mau membantunya. Beruntung sekali Mila ketika bertemu dengan
Rendi tentangga Dian. Ternyata Rendi memiliki pendapat yang sama seperti Mila
dan Dian. Dan Rendi pun mengajak beberapa temannya untuk mengembangkan tarian
tradisional. Kalau bukan kita yang melestarikannya, lalu siapa lagi?
No comments:
Post a Comment