Pages

Thursday 4 April 2013

Mari menari Tradisional

Menari adalah hal yang tidak asing lagi bagi Karmila, gadis cantik dengan bentuk wajah oval ini. Namun ia memiliki kendala dalam hal mencari penari, apalagi bila di ajak untuk menarikan tarian tradisional yang di anggap sudah kolot dan ketinggalan zaman. Dengan masuknya budaya luar yang lebih modern, masyarakat negara ini begitu mudahnya di terima oleh masyarakat pribumi.


Mila sapaan akrab gadis berwajah oval ini, begitu antusian mencari penari-penari muda yang bisa di ajak untuk membudayakan tarian tradisional.
''Dian, bantuan aku dong'' Dian melihat ke arah sahabatnya ''Cariin penari-penari muda ya'' Dian sedikit melongo mendengar bantuan sahabatnya Mila. Dia tahu mencari penari muda memang sangat susah di kotanya
''Bagaimana caranya Mila?''
''kalau aku tahu, gak mungkin aku minta tolong Dian'' sambil menolak kepala sahabatnya itu.
''haduh'' Dian merasa kesakitan ''kaunya sih, sudah tahu mencari penari muda itu susah, apalagi untuk menarikan tarian tradisional''
''tapi tari tradisional itu kan bagian dari budaya kita, Dian. Masa kalau sudah di ambil sama negara lain baru kita mengaku itu budaya kita. Sedangkan kita sendiri tidak mau untuk mempajarinya''
''ia, aku tahu itu Mil. Namun susah untuk mengajak anak muda negeri ini. Apalagi bagi sebagian para pelajar lelaki yang mengatakan menari itu tidak pantas untuk mereka, mereka menganggap menari itu seperti cewek''
''maka dari itu, kau bantu aku ya Dian, Please'' Mila mulai memohon kepada sahabatnya itu
''Oke oke, aku bantuin, kebetulan ni, tetanggaku ada seorang anak SMA, namanya Rendi. Siapa tahu dia bisa di ajak''
''yok'' Mila begitu antusias mendengar jawaban Dian
''Kemana??'' Dian merasa heran
''Ya kerumah kaulah, menjumpai Rendi''
''woi sadar. Lihat jam buk'' sambil menunjukkan jam yang ada di tangannya. ''ni masih jam 10, bentar lagi kita masuk kuliah Buk''
''Hehhee'' Mila hanya tersenyum dengan wajah sedikit memerah sangkin senang dan malunya kepada sahabatnya ''tapi makasih ya cantik'' sambil menarik kedua pipi Dian yang Chubi
''Apaan sih, sakit tahu'' Dian sedikit kesal dengan perlakuan sahabatnya itu. Lalu mereka tertawa bersama

Mila merasa bahagia, di balik kesusahannya, masih ada sahabat yang mau membantunya. Beruntung sekali Mila ketika bertemu dengan Rendi tentangga Dian. Ternyata Rendi memiliki pendapat yang sama seperti Mila dan Dian. Dan Rendi pun mengajak beberapa temannya untuk mengembangkan tarian tradisional. Kalau bukan kita yang melestarikannya, lalu siapa lagi?

No comments:

Post a Comment