Pages

Tuesday 18 June 2013

Puisi Rindu

Oleh : Rahmat Amien

Sayang, izinkan aku tuliskan puisi rindu untukmu
Saat matahari tenggelam, maka pandangilah dia
Aku akan hadir di antara siluet-siluet rindu
Sayang, lihatlah. Bukankah senja itu indah
Ada gumpalan-gumpalan merah saga di ujung sana
Indah, memancarkan cahaya, bagaikan melagukan kerinduan
Metahari kian tenggelam di makan oleh gelapnya malam
Namun ia akan tetap hadir hari esok sayang.
Meski nyawa tak lagi di badan
Sayang, angin disini sungguh dingin.
Ku titipkan pesan rindu ini padamu melaluinya
Ku harap kau merasakan kerinduan ini
Di setiap nafasmu yang kau hirup
Telah ku titipkan pesan rindu yang di bawa angin lalu
Sayang, rasakan kerindanku
Aku sungguh merindukanmu di sisni.

Tungkop. 17 Juni 2013 (17:59 WIB)

Monday 10 June 2013

Risau

Tak selamana manusia itu sehat
kadang badan sehat, namun fikiran tidak!
Tak selamanya manusia itu benar
Kadang ia juga khilaf
Aku Risau.
Akukacau.
Aku galau
Perasaan yang tiba-tiba menerkam badan
Jika aku pergi malam ini.
Maafkan kesalahan yang pernah terjadi diantara kita

Rukoh, 6 Juni 2013 / 19;48 WIB

Saturday 8 June 2013

Angin senja

oleh Rahmat Amien

Angin senja mendayu begitu merdu
nyanyian ilalang begitu berirama.
Anak-anak bermain ria.
Bersama layang-layang kecil yang melayang di mega.
Angin senja begitu sejuk dan damai dalam kesenangan.
Awan bergerak perlahan.
Angin senja mengibas-ngibas rambutku yang terurai.
Mentari tak lagi terang sebentar lagi ia akan kembali keperaduannya
yang di ganti dengan pekat malam.
Angin senja begitu damai menyapa daratan..
Nyiur kelapa melambai-lambai mesra.
Lihat, lihat mereka berlarian
mengejar layang-layang putus di bawa angin.
Kesenangan dan keceriaan begitu tergambar mesra.
Angin senja menyisakan kerinduan.
Ranting bergoyong mengikuti irama angin.
Mereka berteriak ke girangan.
Layang-layang terpegang di tangan.
Angin senja bersama matahari yang kian tenggelam.
Menyisakan kirunduan yang mendalam.
Hingga tiba esok hari

pada 8 Juni 2013 pukul 18:36












Penat!

oleh Rahmat AMien

Penat dalam kebisingan.
Panas dalam ruangan.
Bagaikan jeritan yang tak tau arah.
Gaduh dengan teriakan.
Tatapan lirihnya begitu dalam dan bersahaja.
Tak ada yang memperdulikannya di sana.
Bersama ilmu yang di milikinya.
Tak perduli di dengar atau tidak.
Tak perduli di mengerti atau tidak.
Sulit sekali menjinakkan manusia-manusia
yang katanya berpendidikan.
Namun tak pernah menghargai yang di depan.
Gaduh, berisik, cuek, berkumpul jadi satu.
Menjadi saling tak perduli.

pada 8 Juni 2013 pukul 17:30

Fikirkan satu nama



Oleh Rama Hasan 

Lihat ke atas. Lukiskan keingananmu disana.
Gerakkan tanganmu
membentuk huruf demi huruf.
Fikirkan satu nama saja
Bintang di sana akan mengisyaratkan kemenangan dalam ke iklasan hati.
Jangan ragu, tuliskan kata demi kata.
Bintang melayang di angkasa raya,
memancarkan keindahannya.
Ku yakin goresan kerinduanmu akan terbaca olehnya.
Lukiskan dengan harapan, bahwa ia akan melihat lukisan isi hatimu bersama bintang malam ini.
Fikirkan satu nama

pada 7 Juni 2013 pukul 22:26

Aku cemburu pada langit



oleh Rama Hasan

Aku cemburu pada langit malam ini.
Dia begitu polos dengan keindahannya.
Aku tahu cinta itu anugrah.
Aku hanya akan diam dalam kehampaan hati.
Yang datang dengan banyak harapan.
Aku cemburu pada langit malam ini.
Ia yang memancarkan cahaya kecemburuan malam ini.
Hati bergejolak dengan cinta ini.
Aku cemburu pada langit yang pekat malam ini
ia membisikkan kerinduan
namun juga membuat kegundahan yang meraja

pada 7 Juni 2013 pukul 22:02

Monday 3 June 2013

Lewat semesta

player.mashpedia.com
Perjalanan ini begitu panjang, namun harus dilaui, meski liku-liku untuk menghadapi tikungan tajam nan menakutkan sering kali muncul setiap saat, kerikil tajam sering menghadang kala Iqbal lelah, semesta ini begitu kacam, namun ada cinta di antara manusia yang menumbuhkan rindu. Rindu dan cinta yang menguatkannya untuk terus menghadapi perjalanan ini, meskipun kerikil-kerikil tajam di depan mata.

Dia akui tidak semua perjalanan itu mulus, pasti ada tikungan yang membahayakan. Disini ia merasa galau. Apa yang harus dihadapi ketika benar-benar droup, terjatuh, atau hancur. Tidak, ia tidak hancur. Iqbal harus berjuang untuk melihat seulas senyum dari umi, umi adalah semangatnya untuk tetap melanjutkan perjalanan ini. Seperti kata  bijak yang sering di dengar “disetiap kesusahan, pasti ada kemudahan” Iqbal percaya akan itu. Meski ia susah ada keluarga menyemangatinya, ada teman yang membantunya. Dan ada doa dari umi dan ayah di setiap langkahnya.

Sepertiga malam



Oleh : Rama Hasan

Terbangun dan terkejut.
Mimpi itu seolah nyata.
Ku coba bangkit, membasihi tubuhku dengan wudhu rindu.
Ku bentangkan sajadah cinta.
Ku tegakkan tubuh di sepertiga malam ini.
Memohon ampun pada-Nya atas kealpaan diri.
Sujud demi sujud terjadi.
Mengucapkan syukur dan doa di ujung shalat ku ini.

Tungkop, 3 Juni 2013 (02:41 WIB)

Ayo bangkit

Oleh Rahmat Amien

Jangan malas. Bangkit dan kerjakan.
Tunggu apalagi, lakukan sekarang.
Jangan melawan perintah orang tua, karena itu dosa.
Bangkit dan ikuti perintah itu.
Buang rasa malasmu.
Bangkit lalu kerjakan dengan ikhlas.
Malas itu rayuan setan.
Jangan kau turuti. Karena kau bukan budak setan.
Ayo bangkit dan kerjakan.
Jangan menunda-nunda, karena waktu itu singkat.
Belum tentu kau akan melihat senyum manis itu di bibirnya esok.
Tuhan bisa saja berkehendak seperti yang dia mau.
Ayo bangkit dan ikuti perintah.
Jangan lakukan karena terpaksa, itu bisa menimbul umpatan di hati.
Berikan senyum iklasmu dan lakukan dengan tulus hati.

Tungkop, 2 Juni 2013 pukul 16:48

Mencari!



oleh Rama Hasan

Mencari mendapat benci.
Mencari adalah ritual diri.
Dalam kesendirian. Sepi.
Galau hati tak terpikirkan lagi.
Mencari dan terus mencari.
Kata yang mengganjal di hati.
Hingga aku merasa lega ketika sudah mendapatkan
Apa yang ku cari selama ini.
Mencari, mencari dan mencari.
Apa yang aku cari?
Aku pun tak tahu.
Mencari sesuatu yang tak pasti.
Yang merisaukan hati
Tak dapat ku pungkiri lagi.
Hati ini risua memikirkannya nanti
Cinta.??
Apakah aku mencari cinta??
Hemm. Mungkin itu yang mengganjal hati ini

Tungkop, 2 Juni 2013 pukul 15:15

Ini hari minggu.



oleh Rama Hasan

Dingin menembus pori-pori kulitku.
Hujan semalam begitu deras,
dan sangat terasa pagi ini. Dingin.
Ku ucapkan syukur alhamdulillah pada-Nya
Ku mulai hariku dengan bismillah.
Ku kerjakan perkejaan rumah yang begitu membuatku pasrah.
Ini hari minggu.
Hari bersih-bersih bagi orang kampung.
Tak boleh malas, karena ini kewajiban mu anak-anak desa.
Yang tak boleh mengeluh dan putuh asa bagai anak kota.
Kerjakan saja dengan senang hati dan lapang dada.
Kau tahu, ini tugas mu sebagai anak Mak.
Membatu perkerjaannya adalah pahala bagimu.
Tak usah termenung dan galau dengan tumpukan baju itu.
Mulailah satu sehingga mengurangi bebanmu hari ini.
Keep spirit, smile and worked.

Tungkop, 2 Juni 2013 pukul 10:48